Baca Juga
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat ditunggu-tunggu bagi setiap umat Islam di seluruh dunia.
Sebab hanya di bulan inilah segala amal kebajikan yang dikerjakan akan diberikan pahala yang berlipat ganda.
Untuk itu sangat disayangkan jika kita tidak memanfaatkan kebaikan di bulan yang amat mulia ini, karena kesempatannya hanya datang setahun sekali.
Kita akan merasa sangat rugi jika kita mensia-siakannya.
Jika Anda tak ingin rugi di bulan penuh berkah ini, hindarilah 6 hal berikut yang dikutip dari ZonaKeren.com.
1. Tidak berpuasa dan tidak beribadah dengan maksimal
Perintah puasa di bulan Ramadhan bagi setiap orang yang mengaku beriman sudah sangat jelas tertuang di surat Al Baqarah ayat 183. Namun kenyataannya, banyak diantara kita yang mengaku beriman, sehat dan tidak sedang berhalangan, namun tidak menjalankan ibadah puasa.
Padahal jika kita menilik pada rukun Islam, maka seseorang belum bisa dikatakan beragama Islam jika belum bersyahadat, menegakkan sholat dan mengerjakan puasa.
Sementara zakat dan ibadah haji hanya diwajibkan kepada yang mampu saja.
Selain itu, ada juga diantara kita dan mungkin termasuk yang berpuasa, namun tidak melakukan amal ibadah lainnya dengan maksimal. Puasa hanya sekadar puasa saja.
Padahal bulan Ramadhan itu menyimpan potensi pahala yang tidak terbatas. Ibadah sunah pahalanya dihitung seperti ibadah wajib, dan ibadah wajib pahalanya dilipatgandakan sampai tak terhingga.
“…Barang siapa yang melakukan kebaikan (ibadah sunah) di bulan Ramadhan pahalanya seperti melakukan ibadah wajib dibanding bulan yang lainnya. Dan barang siapa melakukan kewajiban di dalamnya, maka pahalanya seperti melakukan 70 kewajiban dibanding bulan lainnya… (HR. Ibnu Huzaimah).
“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim).
2. Tidak menjaga shalat
Shalat adalah ibadah terpenting bagi seorang muslim karena shalat adalah tiang agama. Selain itu, shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab oleh Allah di hari kiamat kelak.
“Sesungguhnya pertama kali yang dihisab dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya,” (HR Tirmidzi).
Selain itu, kepada para laki-laki hendaknya senantiasa mengerjakan sholat 5 waktu di masjid. Karena bagi orang yang malas sholat di masjid, oleh Nabi dikategorikan kepada golongan orang munafik.
“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang munafik, kecuali melaksanakan shalat Isya dan shalat Subuh di masjid…” (HR Bukhari Muslim).
Meskipun hanya disebutkan sholat Isya dan Subuh, namun kita tidak boleh meremehkan sholat lainnya. Sebab, jika kita amati saat ini, justru shalat Ashar lah yang sering kali sedikit jamaahnya.
Kemudian, orang munafik oleh Allah diancam dengan Neraka Jahanam. “Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam” (QS An Nisa:140).
3. Puasa hanya mendapatkan lapar dan dahaga
Disatu sisi bulan Ramadhan menawarkan pahala yang tak terhingga, disisi lain, banyak diantara kita yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa kecuali rasa lapar dan dahaga.
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut, kecuali rasa lapar dan dahaga,” (HR. Ath Thobrani).
Beberapa perkara yang menyebabkan hilangnya pahala puasa, antara lain: berdusta atau bohong, ghibah dan fitnah, mengadu domba, sumpah palsu, dan melihat aurat lawan jenis dengan syahwat.
Orang-orang tersebut puasanya tetap sah, namun tidak mendapatkan pahala atas puasanya.
4. Tidak mengikuti tarawih hingga selesai
Kadang-kadang kita melihat ada orang yang meninggalkan shalat tarawih sebelum shalat witir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan satu keutamaan bagi orang yang megikuti tarawih sampai selesai. Nabi bersabda:
“Orang yang shalat tarawih mengikuti imam sampai selesai, ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk,” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Untuk itu marilah kita usahakan senantiasa mengikuti sholat tarawih berjamaah hingga selesai sholat witir.
5. Tidak membiasakan membaca Al Qur’an
Membaca Al Qur’an adalah amalan yang sangat dianjurkan baik di bulan Ramadhan maupun bulan lainnya.
Didalam HR. Tirmidzi, Nabi bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak mengatakan Alif Laam Mim adalah satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf”.
Begitu besar pahala membaca Al Qur’an, belum lagi jika dikerjakan di bulan Ramadhan, dimana setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan sampai tak terhingga.
Untuk itu marilah kita membiasakan diri untuk membaca Al Qur’an, paling tidak di bulan Ramadhan ini bisa khatam satu kali.
6. Lebih buruk dari tahun lalu
Jika puasa Ramadhan tahun ini lebih buruk dari tahun lalu, maka sesungguhnya kita adalah orang yang mengalami kerugian.
Karena orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin.
Untuk itu marilah kita nilai diri kita masing-masing, apakah kualitas ibadah kita tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, atau justru malah menurun atau semakin buruk.(*)
Sebab hanya di bulan inilah segala amal kebajikan yang dikerjakan akan diberikan pahala yang berlipat ganda.
Untuk itu sangat disayangkan jika kita tidak memanfaatkan kebaikan di bulan yang amat mulia ini, karena kesempatannya hanya datang setahun sekali.
Kita akan merasa sangat rugi jika kita mensia-siakannya.
Jika Anda tak ingin rugi di bulan penuh berkah ini, hindarilah 6 hal berikut yang dikutip dari ZonaKeren.com.
1. Tidak berpuasa dan tidak beribadah dengan maksimal
Perintah puasa di bulan Ramadhan bagi setiap orang yang mengaku beriman sudah sangat jelas tertuang di surat Al Baqarah ayat 183. Namun kenyataannya, banyak diantara kita yang mengaku beriman, sehat dan tidak sedang berhalangan, namun tidak menjalankan ibadah puasa.
Padahal jika kita menilik pada rukun Islam, maka seseorang belum bisa dikatakan beragama Islam jika belum bersyahadat, menegakkan sholat dan mengerjakan puasa.
Sementara zakat dan ibadah haji hanya diwajibkan kepada yang mampu saja.
Selain itu, ada juga diantara kita dan mungkin termasuk yang berpuasa, namun tidak melakukan amal ibadah lainnya dengan maksimal. Puasa hanya sekadar puasa saja.
Padahal bulan Ramadhan itu menyimpan potensi pahala yang tidak terbatas. Ibadah sunah pahalanya dihitung seperti ibadah wajib, dan ibadah wajib pahalanya dilipatgandakan sampai tak terhingga.
“…Barang siapa yang melakukan kebaikan (ibadah sunah) di bulan Ramadhan pahalanya seperti melakukan ibadah wajib dibanding bulan yang lainnya. Dan barang siapa melakukan kewajiban di dalamnya, maka pahalanya seperti melakukan 70 kewajiban dibanding bulan lainnya… (HR. Ibnu Huzaimah).
“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim).
2. Tidak menjaga shalat
Shalat adalah ibadah terpenting bagi seorang muslim karena shalat adalah tiang agama. Selain itu, shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab oleh Allah di hari kiamat kelak.
“Sesungguhnya pertama kali yang dihisab dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya,” (HR Tirmidzi).
Selain itu, kepada para laki-laki hendaknya senantiasa mengerjakan sholat 5 waktu di masjid. Karena bagi orang yang malas sholat di masjid, oleh Nabi dikategorikan kepada golongan orang munafik.
“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang munafik, kecuali melaksanakan shalat Isya dan shalat Subuh di masjid…” (HR Bukhari Muslim).
Meskipun hanya disebutkan sholat Isya dan Subuh, namun kita tidak boleh meremehkan sholat lainnya. Sebab, jika kita amati saat ini, justru shalat Ashar lah yang sering kali sedikit jamaahnya.
Kemudian, orang munafik oleh Allah diancam dengan Neraka Jahanam. “Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam” (QS An Nisa:140).
3. Puasa hanya mendapatkan lapar dan dahaga
Disatu sisi bulan Ramadhan menawarkan pahala yang tak terhingga, disisi lain, banyak diantara kita yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa kecuali rasa lapar dan dahaga.
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut, kecuali rasa lapar dan dahaga,” (HR. Ath Thobrani).
Beberapa perkara yang menyebabkan hilangnya pahala puasa, antara lain: berdusta atau bohong, ghibah dan fitnah, mengadu domba, sumpah palsu, dan melihat aurat lawan jenis dengan syahwat.
Orang-orang tersebut puasanya tetap sah, namun tidak mendapatkan pahala atas puasanya.
4. Tidak mengikuti tarawih hingga selesai
Kadang-kadang kita melihat ada orang yang meninggalkan shalat tarawih sebelum shalat witir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan satu keutamaan bagi orang yang megikuti tarawih sampai selesai. Nabi bersabda:
“Orang yang shalat tarawih mengikuti imam sampai selesai, ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk,” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Untuk itu marilah kita usahakan senantiasa mengikuti sholat tarawih berjamaah hingga selesai sholat witir.
5. Tidak membiasakan membaca Al Qur’an
Membaca Al Qur’an adalah amalan yang sangat dianjurkan baik di bulan Ramadhan maupun bulan lainnya.
Didalam HR. Tirmidzi, Nabi bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak mengatakan Alif Laam Mim adalah satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf”.
Begitu besar pahala membaca Al Qur’an, belum lagi jika dikerjakan di bulan Ramadhan, dimana setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan sampai tak terhingga.
Untuk itu marilah kita membiasakan diri untuk membaca Al Qur’an, paling tidak di bulan Ramadhan ini bisa khatam satu kali.
6. Lebih buruk dari tahun lalu
Jika puasa Ramadhan tahun ini lebih buruk dari tahun lalu, maka sesungguhnya kita adalah orang yang mengalami kerugian.
Karena orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin.
Untuk itu marilah kita nilai diri kita masing-masing, apakah kualitas ibadah kita tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, atau justru malah menurun atau semakin buruk.(*)
No comments:
Post a Comment