Ibu Asal Trenggalek Tak Pernah Lelah Gendong Anaknya yang Lumpuh Setiap Hari ke Sekolah
Baca Juga
Kasih ibu sepanjang masa! Pepatah itu sepertinya tidak akan pernah
terelakkan oleh siapapun juga. Pasalnya pasti kita semua setuju bahwa
ibu adalah sosok yang sangat berjasa bagi kehidupan manusia. Dia rela
menahan sakit membawa kita di dalam perutnya selama sembilan bulan,
serta berusaha sekuat tenaga saat melahirkan kita. Dalam perjalanan
hidup kita sosok ibu juga selalu bisa memerankan apapun agar anaknya
merasa nyaman.
Tidak akan ada habisnya memang bila kita membicarakan betapa hebatnya
seorang ibu. Seperti halnya sosok ibu asal Trenggalek yang satu ini.
Yuliati Asifa Ningsih merupakan perempuan 36 tahun yang setiap hari
menggendong anak laki-lakinya ke sekolah karena penyakit sang anak yang
membuatnya tak bisa berjalan.
Penyakit sang anak mulai diketahui saat masih berumur 4 tahun
Putra Yuliati yang bernama Dio Eka Saputra saat ini merupakan salah
satu siswa kelas VI di SD Negeri 1 Senden, Kabupaten Trenggalek, Jawa
Timur. Bila diintip sekilas di kelas, Dio sebenarnya tampak seperti
murid lainnya. Namun saat pelajaran sekolah berakhir, sang ibu mulai
masuk ke kelas dan menggendong Dio. Anak berusia 12 tahun ini diketahui
mengalami lumpuh dikarenakan kerusakan saraf serta melemahnya otot kaki
yang dikenal dengan istilah guillain-barre syndrome/ GBS.
Digendong di kelas [image source]Menurut
penuturan sang ibu, penyakit Dio sebenarnya mulai diketahui saat masih
duduk di Taman Kanak-Kanak. Kala itu Dio ingin berpartisipasi pada lomba
lari sekolah yang diawasi guru. Tapi saat akan bertanding, guru Dio
melarangnya ikut karena cara jalan dan berlari anak ini tampak tidak
normal. Setelah itu memang Dio sudah diperiksakan ke dokter, namun
ternyata ketika mulai masuk ke kelas 1 SD dia tak bisa berjalan lancar.
Bila ingin berjalan, Dio harus dipapah orang lain atau berpegangan pada
tembok dan benda lain.
Dio diberi kesempatan bersekolah meski tidak bisa melakukan beberapa kegiatan
Di usianya yang sudah menginjak 12 tahun dan duduk di kelas VI,
tentunya ada beberapa kegiatan sekolah yang dilakukan para siswa. Namun
mengingat penyakit yang diderita Dio, pihak sekolah kemudian memberinya
perlakuan khusus. Lagipula sang kepala sekolah juga sudah mendengar
penjelasan dokter terkait kelainan yang diderita sang murid. Pihak SDN 1
Senden sudah sepakat untuk memberi kesempatan Dio bersekolah sampai
lulus meskipun faktanya akan ada beberapa kegiatan yang harus dilewatkan
Dio, seperti salah satunya adalah ujian praktik.
Belajar di kelas [image source]Dari
pihak sekolah mengaku bahwa belum bisa menyediakan fasilitas semacam
kursi roda untuk menunjang keseharian Dio di sekolah. Namun apa daya,
tidak adanya alokasi dana membuat niatan itu belum bisa terlaksana. Pak
kepala sekolah juga menceritakan bahwa selama di sekolah, muridnya
tersebut hanya berdiam diri di tempat duduknya dan tidak ke mana-mana
hingga bel pulang berbunyi serta dijemput sang ibu.
Dio ingin melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi namun merasa malu
Penyakit Dio bisa dibilang tidaklah biasa, pasalnya menurut Dio
seluruh badannya akan merasa kesakitan bila dia memaksakan untuk
berjalan. Meski demikian, satu hal yang membuat banyak orang merasa
salut adalah semangatnya dalam bersekolah. Dio bercerita bahwa dirinya
sangat ingin melanjutkan sekolah sampai ke jenjang SMP dan SMA. Namun
ternyata dia merasa tidak percaya diri dan malu dengan keadaannya
sekarang.
Ingin lanjut sekolah [image source]Dan
ketika ditawarkan untuk melanjutkan sekolah di SLB, Dio justru merasa
enggan dan tetap ingin berusaha bergabung di sekolah umum. Pasti kalian
semua berpikir mengapa anak ini tidak dioperasi saja agar bisa kembali
bermain bersama teman-temannya. Namun ternyata menurut pihak rumah
sakit, kaki Dio tidak bisa bila harus dioperasi. Kelainan yang diderita
anak ini sudah membuat susunan otot kakinya tidak ada. Dan rupanya
kelainan ini termasuk genetis, lantaran sebelumnya ada salah satu paman
Dio yang juga menderita hal yang sama.
Yuliati tak pernah lelah menggendong sang anak
Beruntunglah nasib Dio karena meskipun diberikan ujian berupa
kelainan di bagian kaki, namun anak ini dikelilingi oleh orang-orang
yang penuh kasih sayang, terutama sang orang tua. Dalam keadaan tidak
memungkinkan untuk berjalan, setiap hari anak ini diantar oleh sang ibu
menuju sekolah. Setiap pagi Yuliati menggendong dan mendudukkan Dio di
boncengan sepeda motor miliknya yang kemudian dikendarai sampai sekolah.
Yuliati dan Dio [image source]Sesampainya
di sekolah, sang ibu kembali menggendong Dio sampai di tempat duduk di
kelasnya. Saat jam pulang sekolah tiba, Yuliati kembali melakukan hal
yang sama. Dan itu dia lakukan setiap hari tanpa merasa lelah sekali
pun. Karena yang Yuliati lihat adalah sosok putra laki-lakinya masih
semangat untuk bersekolah. Maka dari itu ibu ini tak mau mengecewakan
Dio. Tak hanya Yuliati, sang ayah yang saat ini sedang merantau di
Kalimantan pun juga melakukan hal serupa ketika sudah pulang kampung.
Dio Eka Saputra, adalah seorang murid SD yang sangat tegar. Di tengah
keadaannya yang menderita sebuah kelainan genetis sehingga menyebabkan
kelumpuhan kaki, Dio masih tetap ingin menunjukkan keseriusannya untuk
mengenyam pendidikan. Beruntunglah Dio yang selalu didukung banyak
orang, terutama ayah dan ibunya.
Yuliati juga merupakan sosok ibu yang sangat pantas diberi apresiasi
positif. Di saat sang suami sedang fokus merantau untuk keluarga, dia
dengan sabar merawat anak kesayangannya ini. Yuliati nampaknya juga
tidak pernah sekalipun merasa lelah dan mengeluh dengan apa yang dialami
oleh keluarganya. Justru dia seperti akan terus membantu sang anak
untuk bisa mewujudkan mimpinya.
http://www.boombastis.com/ibu-gendong-anak-ke-sekolah/104093
No comments:
Post a Comment