Obsesi Terlihat Kaya di Sosmed yang Sedang Menjangkiti Orang Indonesia "Tempat Kamu Bagaimana?"
Baca Juga
Munculnya media sosial telah memberikan perubahan yang sangat
signifikan pada kehidupan masyarakat. Hanya dalam genggaman handphone
dan tanpa bertatap muka, kini seorang sudah bisa terhubung dengan orang
lain. Sehingga Sekarang memiliki sebuah media sosial adalah seperti hal
yang wajib bagi masyarakat.
Sayangnya kemunculan media sosial ternyata juga dibarengi dengan
berbagai penyakit sosial yang dulu tidak pernah ditemui sebelumnya.
Salah satunya adalah penyakit sosial climber. Perilaku yang selalu ingin
terlihat kaya ini sudah mulai menjamur di masyarakat. Bukan main
bahayanya dan mungkin saja kamu menjadi salah satu yang terkena penyakit
ini. Berikut info lengkapnya.
Penyakit Sosial berbahaya
Social Climber sendiri adalah sebuah penyakit sosial yang punya
kemungkinan untuk meruntuhkan moral bangsa. Wujud dari penyakit ini
adalah perasaan ingin terlihat tampil kaya dimana pun dan kapan pun.
Akibatnya, segala hal bakal dilakukan untuk menjaga status sosialnya di
masyarakat. Sejak kemunculan media social, satu per satu para pengguna
media sosial seolah sudah terjangkit penyakit ini. Misalnya saja saat
nongkrong di sebuah tempat makan atau kafe terkenal, kadang orang harus
mempostingnya terlebih dahulu di akun media sosial mereka.
Hanya sebuah topeng [image source]Atau
saat orang baru saja membeli barang mahal atau branded, adalah hal yang
wajib untuk diunggah di media sosial. Bisa dibilang beberapa media
sosial juga ikut andil dalam membentuk mental sosial climber pada bangsa
Indonesia. Tidak jarang para sosial climber ini bisa memanfaatkan orang
lain demi tercapainya keinginannya. Masalah kesetiaan, nilai mereka
nol.
Semua bisa saja terjangkit
Pertanyaannya, siapa saja yang bisa terjangkit? Mungkin kalau dulu
hanya para remaja yang sering terkena penyakit ini. Namun sekarang data
tersebut sudah tidak valid lagi. Pasalnya, pengguna media sosial sudah
dari berbagai kalangan usia. Bukan hanya remaja, kini para orang tua
juga ikut pamer memposting kegiatan hedonis seperti liburan, beli barang
mewah bahkan beramal.
Tidak lupa posting barang mewah [image source]Hal
itu sebenarnya adalah hak pribadi, namun jika dilakukan secara
terus-menerus maka bakal membentuk mental yang status sosialnya selalu
ingin diakui. Jadi kesimpulannya semua bisa terjangkit penyakit sosial
ini.
Indikasi dari para Social Climber
Sangat banyak contoh gejala social climber yang mulai tampak di
Indonesia. Selain karena perkembangan zaman, juga banyak public figur
yang ikut andil dalam menyebarkan fenomena sosial ini. Misalnya banyak
sekali bukan, artis atau tokoh politik Indonesia yang menunjukkan gaya
hidup hedonisnya pada khalayak umum. Membeli barang mewah, liburan
keluar negeri dan kehidupan serba hura-hura adalah indikasi awal dari
seorang sosial climber.
Hidup hedonis para public figur
Padahal meskipun mempunyai barang sebanyak itu, belum tentu kehidupan
mereka sebahagia apa yang orang lain pikirkan. Yang terpenting bagi
seorang sosial climber adalah statusnya yang bakal dianggap tinggi oleh
orang lain. Akhirnya hal tersebut juga ditiru oleh masyarakat biasa,
dengan mencoba hidup ala seorang hedonis dengan sering memamerkan apa
yang mereka punya.
Dampak dari Social Climber sendiri
Seorang yang memperoleh kekayaan yang dia dapat dengan kerja keras,
jarang sekali menjadi seorang social climber. Mereka tahu betapa
sulitnya mendapatkan kekayaan tersebut, sehingga lebih memilih untuk
berhemat. Sebaliknya, para orang yang terjangkit penyakit sosial climber
ini justru paling sering pamer dalam menghamburkan uang, pasalnya
mereka mendapatkan uang dengan cara yang sangat mudah atau mungkin itu
adalah uang pemberian orang tua.
kaya sejati, tanpa barang mewah [image source]Hal
tersebutlah yang membuat miris karena menjadi potret keadaan masa kini.
Sayangnya orang tua pun sekarang juga banyak yang bersifat seperti itu
sekarang, berpamer kegiatan apapun di media sosial merupakan agenda yang
wajib bagi mereka.
Memiliki hidup mewah bukanlah hal yang salah, namun jika selalu
dipamerkan bakal negatif dampaknya. Selain bakal mempengaruhi orang lain
untuk hidup hedonis, juga berpengaruh pada diri sendiri yang bakal
butuh pengakuan orang lain. Tidak perlu ingin terlihat ‘wah’ di mata
orang lain, cukup jadi diri sendiri saja.
http://www.boombastis.com/penyakit-social-climber/104150
No comments:
Post a Comment